Pergeseran besar sedang terjadi di lanskap dunia kerja seiring semakin banyaknya Generasi Z (lahir 1997–2012) yang mulai mendominasi angkatan kerja. Di tengah tren global “unbossing”—pemangkasan tenaga kerja kerah putih dan struktur manajemen menengah—generasi ini justru membawa pola pikir baru yang memengaruhi sistem kerja konvensional.
Salah satu frasa yang kini viral di kalangan profesional muda adalah “Kerja Teng Go, Lembur Thank You”. Ungkapan ini mencerminkan semangat generasi Z yang menjunjung keseimbangan hidup dan menolak lembur yang tidak dibayar. Ungkapan ini menjadi simbol perlawanan terhadap budaya kerja lama yang menormalisasi beban kerja berlebihan tanpa kompensasi layak.
“Kerja Teng Go, lembur Thank You, tren Gen Z yang mengubah dunia kerja,” tulis sebuah keterangan unggahan yang ramai dikutip media sosial, Selasa (24/6).
Tren ini juga diperkuat oleh penurunan lebih dari sepertiga lapisan manajemen menengah akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi sejak tahun 2023. Hal ini mendorong pergeseran menuju model kerja mandiri, yang menuntut otonomi dan kontribusi individu lebih besar dari para pekerja, terutama Gen Z.
Mengutip laporan The Times of London, sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 75% profesional usia 18–27 tahun kini lebih mengutamakan keamanan dan keberlanjutan kerja dibandingkan fleksibilitas ekstrem atau budaya hustle yang sering diasosiasikan dengan generasi sebelumnya.
“Generasi ini bukan hanya menuntut gaji, tetapi juga transparansi, fleksibilitas waktu, dan kejelasan masa depan karier,” ujar seorang pengamat dunia kerja dari Asia-Pacific Workforce Institute.
Dengan tren ini, perusahaan dituntut lebih adaptif—baik dalam memberikan ruang kerja yang inklusif maupun menciptakan sistem kerja yang berkelanjutan dan sehat secara mental. Dunia kerja bukan lagi sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga wadah aktualisasi dan keseimbangan hidup. (***)




Leave a Reply