Korea Utara mengumumkan pembukaan kompleks wisata pantai unggulan Wonsan-Kalma yang dijadwalkan mulai beroperasi pekan depan. Proyek prestisius ini digadang-gadang akan menjadi simbol dimulainya era baru pariwisata di negara tertutup tersebut.
Dilansir media pemerintah KCNA, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un secara resmi meresmikan kompleks tersebut dalam sebuah upacara megah pada Selasa (24/6/2025). Dalam pidatonya, Kim menyebut pembangunan kawasan wisata ini sebagai salah satu pencapaian terbesar negara pada tahun ini.
“Ini adalah langkah pertama yang membanggakan dalam mewujudkan strategi pengembangan sektor pariwisata nasional,” tegas Kim Jong Un sebagaimana dikutip KCNA.
Menampung 20.000 Wisatawan, Tapi Hanya untuk Domestik
Zona wisata Wonsan-Kalma dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern, termasuk hotel, vila, restoran, kafetaria, dan pusat rekreasi yang dirancang untuk menampung hingga 20.000 pengunjung.
Aktivitas yang ditawarkan pun beragam, mulai dari berenang di pantai, berolahraga, hingga menikmati sajian kuliner lokal. Meski begitu, resor ini untuk sementara hanya dibuka bagi wisatawan domestik, tanpa kejelasan kapan akan terbuka bagi turis internasional.
“Fasilitas ini akan mulai dibuka untuk warga Korea Utara mulai Selasa pekan depan,” tulis laporan KCNA, tanpa memberikan rincian lebih lanjut soal wisatawan asing.
Larangan Wisatawan Asing Masih Berlaku
Hingga kini, Korea Utara belum mencabut larangan masuk bagi turis asing yang diberlakukan sejak awal 2020 sebagai tanggapan atas pandemi COVID-19. Meski beberapa laporan menyebut ada pelonggaran dalam kebijakan perjalanan, namun belum ada pernyataan resmi terkait pembukaan perbatasan secara penuh.
Analis memperkirakan bahwa pembukaan kawasan Wonsan-Kalma bisa menjadi langkah awal menuju pelonggaran bertahap sektor pariwisata internasional, yang sebelumnya menjadi salah satu sumber pendapatan alternatif bagi Pyongyang di tengah sanksi internasional.
Ambisi Besar, Tantangan Lebih Besar
Kawasan pesisir Wonsan telah lama digadang-gadang sebagai proyek pariwisata unggulan oleh pemerintah Korea Utara. Lokasi ini tidak hanya memiliki nilai strategis secara geografis, tetapi juga dianggap mampu mendorong citra positif negara di mata internasional.
Namun, tantangan tetap besar. Selain kendala politik dan diplomasi internasional, kondisi infrastruktur dan aksesibilitas masih menjadi sorotan utama bagi pihak luar yang memantau perkembangan proyek ini.
“Dengan masih tertutupnya perbatasan, potensi pengaruh kawasan wisata ini terhadap sektor ekonomi akan sangat terbatas jika hanya mengandalkan pasar domestik,” kata salah satu pengamat Asia Timur dari Seoul.
Pengembangan zona Wonsan-Kalma juga diyakini sebagai bagian dari strategi propaganda internal untuk memperkuat legitimasi kepemimpinan Kim Jong Un. Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara gencar memamerkan proyek-proyek infrastruktur prestisius guna menunjukkan stabilitas dan kemajuan ekonomi di tengah tekanan global.
Namun, tak sedikit yang menilai pembangunan ini sebagai langkah realistis untuk membuka jalur pendapatan baru, menyusul ketatnya sanksi internasional atas program nuklir negara tersebut.
Dengan pembukaan zona wisata Wonsan-Kalma, Korea Utara kembali menunjukkan ambisinya untuk tampil di panggung global, setidaknya dalam ranah pariwisata. Meski masih terbatas bagi warga domestik, langkah ini bisa menjadi indikator awal akan dibukanya kembali sektor wisata internasional, bergantung pada kebijakan politik dan penanganan kesehatan global ke depan. (***)