Ketegangan di kawasan Teluk kembali memuncak setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al-Udeid, fasilitas militer utama milik Amerika Serikat (AS) di Qatar. Serangan tersebut dikonfirmasi secara resmi oleh Dewan Keamanan Nasional Iran sebagai balasan atas dugaan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
“Menanggapi tindakan agresif dan kurang ajar AS terhadap situs dan fasilitas nuklir Iran, beberapa jam yang lalu, angkatan bersenjata Republik Islam Iran yang kuat menyerang pangkalan udara AS di Al-Udeid, Qatar,” demikian pernyataan resmi Dewan Keamanan Nasional Iran yang dikutip kantor berita AFP, Selasa (24/6).
Iran mengklaim bahwa jumlah rudal yang ditembakkan setara dengan jumlah bom yang digunakan AS dalam serangan sebelumnya terhadap situs nuklir Iran. Meski demikian, Teheran menegaskan bahwa serangan itu tidak ditujukan kepada Qatar sebagai negara tuan rumah.
“Tindakan ini tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi negara sahabat dan persaudaraan kami, Qatar,” tambah pernyataan tersebut.
Menanggapi serangan di wilayahnya, Pemerintah Qatar menyatakan kemarahan dan menegaskan hak untuk membalas. Dalam keterangan resmi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, menyebut serangan Iran sebagai tindakan agresi terang-terangan terhadap kedaulatan negaranya.
“Kami menegaskan jika Negara Qatar berhak untuk menanggapi secara langsung dengan cara yang proporsional terhadap sifat dan skala agresi terang-terangan ini,” tegas Al-Ansari.
Ia juga mengungkapkan bahwa pangkalan Al-Udeid telah dievakuasi sebelumnya sebagai langkah antisipasi menjelang serangan, yang diyakini dideteksi oleh sistem intelijen dan pengawasan militer gabungan.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak Amerika Serikat terkait jumlah korban atau kerusakan akibat serangan tersebut. Namun, insiden ini dikhawatirkan akan semakin memperkeruh konflik regional, terlebih di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat.
Pangkalan Udara Al-Udeid merupakan fasilitas strategis bagi operasi militer AS di kawasan Timur Tengah dan menjadi markas Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk wilayah tersebut. (***)




Leave a Reply