Bencana tanah bergerak melanda dua kampung di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada Rabu (11/6). Peristiwa ini menyebabkan kerusakan parah pada 52 rumah, termasuk akses jalan dan sebuah masjid, serta memaksa puluhan warga untuk mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta menyebutkan bahwa sebanyak 25 kepala keluarga (KK), atau 85 jiwa, telah dievakuasi dari lokasi terdampak. Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah kerabat atau menyewa tempat tinggal sementara, sementara sisanya ditampung di kantor Desa Pasirmunjul.
“(Sebanyak) 25 KK, 85 jiwa, diungsikan. Sebagian mengungsi ke rumah kerabat, mengontrak, dan sebagian lainnya diungsikan di kantor Desa Pasirmunjul,” demikian keterangan resmi BPBD Purwakarta yang dikutip pada Sabtu (14/6/2025).
BPBD menjelaskan bahwa tanah bergerak terjadi akibat curah hujan ekstrem yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir, ditambah dengan kondisi lereng yang curam dan minim vegetasi. Kedua faktor ini membuat area tersebut sangat rentan terhadap gerakan tanah dan longsor.
Sebagai langkah pencegahan, BPBD telah memutus aliran listrik di sekitar lokasi kejadian untuk menghindari risiko kebakaran dan kecelakaan listrik. Warga juga diimbau untuk tidak beraktivitas di zona rawan, mengingat potensi pergerakan tanah susulan masih sangat tinggi.
“Kami sudah memutus jaringan listrik di lokasi terdampak dan mengimbau warga agar menjauhi area tersebut,” ujar seorang petugas BPBD.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan lokal masih berada di lapangan untuk melakukan pemantauan dan penanganan lanjutan.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda potensi bencana di wilayah masing-masing.
Peristiwa ini kembali menggarisbawahi pentingnya mitigasi bencana di daerah rawan longsor serta perlunya reboisasi di area lereng-lereng curam untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. (***)




Leave a Reply