Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan kesepakatan ekspor 48 unit jet tempur generasi kelima KAAN ke Indonesia. Kontrak kerja sama pertahanan tersebut bernilai fantastis, yakni US$ 10 miliar atau setara dengan Rp162,6 triliun, menjadikannya salah satu akuisisi alutsista terbesar dalam sejarah pertahanan Indonesia.
Pengumuman ini disampaikan Erdogan melalui akun resmi di platform X (sebelumnya Twitter) pada Jumat (13/6/2025). Ia menyampaikan kebanggaannya terhadap kemajuan program jet tempur KAAN, yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) bersama Sekretariat Industri Pertahanan Turki (SSB).
“Saya berharap kesepakatan ini menjadi tonggak kemajuan industri pertahanan dalam negeri, baik bagi Turki maupun Indonesia,” tulis Erdogan.
Lebih dari sekadar ekspor senjata, Erdogan menegaskan bahwa kesepakatan ini mencakup partisipasi industri pertahanan Indonesia dalam proses produksi. Artinya, sejumlah komponen dan tahapan manufaktur jet tempur KAAN akan turut melibatkan kemampuan lokal dari Indonesia.
Kesepakatan ini diumumkan bertepatan dengan gelaran Indo Defence Expo & Forum 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Rabu (11/6/2025).
Momen penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pertahanan RI dan SSB Turki turut dihadiri langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Ia berdiri mendampingi Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Presiden SSB Turki, Prof Haluk Gorgun, saat dokumen resmi ditandatangani di Paviliun Turki.
Turut hadir pula sejumlah pejabat tinggi, di antaranya Menkopolhukam Budi Gunawan dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Sebagai bagian dari kolaborasi strategis, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) juga menandatangani framework agreement dengan Turkish Aerospace Industries. Kesepakatan ini memperkuat posisi Indonesia dalam pengembangan teknologi pertahanan berbasis kedirgantaraan.
KAAN merupakan jet tempur generasi kelima yang dirancang untuk menghadapi ancaman masa depan, dengan fitur stealth, avionik canggih, dan kemampuan superior dalam pertempuran udara. Program ini menjadi simbol kebangkitan industri pertahanan Turki di tengah kompetisi global teknologi militer.
Dengan akuisisi ini, Indonesia berpotensi menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan jet tempur generasi kelima, sekaligus memperkuat posisi strategisnya di kawasan.
Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk membangun kekuatan pertahanan nasional yang mandiri, modern, dan berteknologi tinggi melalui kerja sama internasional yang saling menguntungkan. (***)




Leave a Reply